Senin, 27 Desember 2010

Ajaran Kejawen Sapto Darmo dalam Pandangan Islam

Banyak pertanyaan dari masyarakat seputar ajaran Kejawen. Pertanyaan tersebut tidak semata disampaikan oleh orang yang awam terhadap Islam, akan tetapi juga oleh para da'i, takmir masjid, dan tokoh masyarakat. Dari 'nada' pertanyaan mereka, penulis menangkap bahwa masyarakat masih menganggap Kejawen merupakan bagian dari Islam, sehingga mereka sering menyebut dengan nama Islam Kejawen. Untuk itulah kami menurunkan tulisan ini, yang insya Allah akan membantu menjawab kerancuan (syubhat) tersebut.

Dalam bagian pertama ini akan dibahas tentang aliran Sapto Darmo, yang merupakan salah satu aliran besar kejawen.

A. Pengertian Kejawen (Kebatinan)

Rahnip M., B.A. dalam bukunya “Aliran Kepercayaan dan Kebatinan dalam Sorotan” menjelaskan; “Kebatinan adalah hasil pikir dan angan-angan manusia yang menimbulkan suatu aliran kepercayaan dalam dada penganutnya dengan membawakan ritus tertentu, bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang ghaib, bahkan untuk mencapai persekutuan dengan sesuatu yang mereka anggap Tuhan secara perenungan batin, sehingga dengan demikian –menurut anggapan mereka- dapat mencapai budi luhur untuk kesempurnaan hidup kini dan akan datang sesuai dengan konsepsi sendiri.”1

Dari pengertian diatas didapat beberapa istilah kunci dari ajaran kebatinan yaitu: (i) Merupakan hasil pikir dan angan-angan manusia, (ii) Memiliki cara beribadat (ritual) tertentu, (iii) Yang dituju adalah pengetahuan ghaib dan terkadang juga malah bertujuan menyatukan diri dengan Tuhan, (iv) Hasil akhir adalah kesempurnaan hidup dengan konsepsi sendiri.

B. Sejarah Berdirinya
Secara umum kejawen (kebatinan) banyak bersumber dari ajaran nenek moyang bangsa Jawa yaitu animisme dan dinamisme,2 yang diwariskan secara turun temurun sehingga tidak dapat diketahui asal-muasalnya.

Sapto Darmo —salah satu aliran besar kejawen— pertama kali dicetuskan oleh Hardjosapuro dan selanjutnya dia ajarkan hingga meninggalnya, 16 Desember 1964. Nama Sapto Darmo diambil dari bahasa Jawa; sapto artinya tujuh dan darmo artinya kewajiban suci. Jadi, sapto darmo artinya tujuh kewajiban suci. Sekarang aliran ini banyak berkembang di Yogya dan Jawa Tengah, bahkan sampai ke luar Jawa. Aliran ini mempunyai pasukan dakwah yang dinamakan Korps Penyebar Sapto Darmo, yang dalam dakwahnya sering dipimpin oleh ketuanya sendiri (Sri Pawenang) yang bergelar Juru Bicara Tuntunan Agung.

C. Ajaran pokok Sapto Darmo3 dan Bantahannya

1. Tujuh Kewajiban Suci (Sapto Darmo)

Penganut Sapto Darmo meyakini bahwa manusia hanya memiliki 7 kewajiban atau disebut juga 7 Wewarah Suci, yaitu:

*
Setia dan tawakkal kepada Pancasila Allah (Maha Agung, Maha Rahim, Maha Adil, Maha Kuasa, dan Maha Kekal).
*

Jujur dan suci hati menjalankan undang-undang negara.
*

Turut menyingsingkan lengan baju menegakkan nusa dan bangsa.
*

Menolong siapa saja tanpa pamrih, melainkan atas dasar cinta kasih.
*

Berani hidup atas kepercayaan penuh pada kekuatan diri-sendiri.
*

Hidup dalam bermasyarakat dengan susila dan disertai halusnya budi pekerti.
*

Yakin bahwa dunia ini tidak abadi, melainkan berubah-ubah (angkoro manggilingan).

Bantahannya:

Dalam sudut pandang aqidah Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah, ajaran Sapto Darmo hanya berisi keimanan kepada Allah sebatas beriman terhadap Rububiyah Allah; itupun dengan pemahaman yang salah. Rububiyah Allah hanya difahami sebatas lima sifat (Pancasila Allah) yaitu Maha Agung, Maha Rahim, Maha Adil, Maha Kuasa, dan Maha Kekal. Padahal sifat rububiyah Allah itu banyak sekali (tidak terbatas dengan bilangan).

Keimanan secara benar terhadap Rububiyah Allah saja belum menjamin kebenaran Iman atau Islam seseorang, apalagi yang hanya beriman kepada sebagian kecil dari sifat rububiyah Allah seperti ajaran Sapto Darmo ini. (Baca: Rubrik Tauhid oleh Ustadz Abu Nida', halaman 2).

Inti ajaran Sapto Darmo hanya mengajarkan iman kepada Allah saja. Hal itu menunjukkan batilnya ajaran Sapto Darmo dalam pandangan Islam. Aqidah Islam memerintahkan untuk mengimani enam perkara yang dikenal dengan rukun iman, yaitu beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhir, dan Takdir yang baik maupun buruk. al-Allamah Ali bin Ali bin Muhammad bin Abil 'Izzi4 dalam menjelaskan rukun iman mengatakan; “Perkara-perkara tersebut adalah termasuk rukun iman.” Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Artinya; “Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya; demikian pula orang-orang yang beriman; mereka semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya…” (QS. al-Baqarah [2] : 285)

Juga firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:

Artinya; “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi.” (QS. al-Baqarah [2] : 177)

Maka, keimanan yang dikehendaki oleh Allah adalah iman kepada semua perkara tersebut. Dan orang yang beriman kepada perkara-perkara tersebut dinamakan mukmin; surgalah balasan baginya. Sedangkan yang mengingkari perkara-perkara tersebut dinamakan kafir dan neraka jahannamlah tempat kembali yang pantas untuknya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Artinya; “Barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka Kami sediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang menyala-nyala.” (QS. al-Fath [48] :13)

Dan dalam sebuah hadits yang keshahihannya tidak diperselisihkan lagi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril 'alaihis-salam kepada Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang arti iman. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

Artinya; “Bahwa keimanan itu adalah engkau beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhir, dan Takdir yang baik maupun buruk.”5

Inilah prinsip dasar yang telah disepakati oleh para Nabi dan Rasul.

Seseorang tidak dikatakan beriman kecuali dengan mengimani para Rasul dan rukun iman yang lainnya.

2. Panca Sifat Manusia

Menurut Sapto Darmo, manusia harus memiliki 5 (lima) sifat dasar yaitu:

*

Berbudi luhur terhadap sesama umat lain.
*

Belas kasih (welas asih) terhadap sesama umat yang lain.
*

Berperasaan dan bertindak adil.
*

Sadar bahwa manusia dalam kekuasaan (purba wasesa) Allah.
*

Sadar bahwa hanya rohani manusia yang berasal dari Nur Yang Maha Kuasa yang bersifat abadi.

Bantahannya:

Salah satu dari ajaran Sapto Darmo dalam Panca Sifat Manusia –yang perlu dikritisi- adalah bahwa hanya ruhani manusia yang berasal dari sinar cahaya Yang Maha Kuasa yang bersifat abadi.

Dalam pandangan Islam keyakinan seperti ini sangat bathil. Sebab semua yang ada di alam semesta ini selain Allah adalah makhluk; dan semua makhluk adalah tidak kekal, termasuk juga manusia, baik ruhnya maupun jasadnya. Manusia adalah makhluk; yang diciptakan oleh Allah dari tanah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Surat ash-Shaffat:

Artinya: “…Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.” (QS. ash-Shaffat [37] :11)

Dalam ayat lain disebutkan bahwa manusia diciptakan dari at-thin (tanah), sebagaimana dikatakan oleh Iblis laknatullahu 'alaihi ketika menolak bersujud kepada Adam 'alaihis-salam, ia berdalih:

Artinya; “Engkau ciptakan aku dari api, sedang Engkau ciptakan dia (Adam) dari tanah.” (QS. al-A'raf [7]: 12)

Karena manusia itu makhluk, maka baik ruh maupun jasadnya tidak ada yang abadi.

Keyakinan Sapto Darmo tentang keabadian ruh manusia muncul dari anggapan mereka bahwa pada diri manusia terdapat 'persatuan dua unsur' yaitu unsur jasmani -dari tanah- dan unsur ruhani -yang mereka dakwakan sebagai- cahaya Allah yang abadi. Dalam terminologi kebatinan hal itu disebut dengan ajaran Panteisme, yakni bersatunya unsur Tuhan (Laahut) dan unsur manusia (Naasut).

Terhadap pandangan yang menyatakan bahwa ruh itu abadi, al-Allamah Ali bin Ali bin Muhammad bin Abil 'Izzi menjelaskan; “Dikatakan bahwa ruh itu azali (qadim). Padahal para Rasul telah bersepakat bahwa ruh itu baru, makhluk, diciptakan, dipelihara, dan diurus. Ini adalah perkara yang telah diketahui secara pasti dalam agama bahwa alam itu baru (muhdats). Para sahabat dan tabi'in juga memahami yang seperti ini kecuali setelah muncul pemikiran yang bersumber dari orang yang dangkal pemahamannya terhadap al-Qur'an dan As-Sunnah lalu menyangka bahwa ruh itu qadim. Dia berhujjah bahwa ruh itu termasuk urusan Allah (min amrillah) sedangkan amrullah bukan makhluk karena di-idhafah-kan kepada Allah seperti 'ilmu, qudrah, sama', bashar', dan tangan. Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah telah sepakat bahwa ruh itu makhluk. Diantara ulama yang menyebutkan tentang ijma' tersebut adalah Muhammad bin Nashr al-Muruziy, Ibnu Qutaibah, dan lainnya. Adapun dalil bahwa ruh itu makhluk adalah firman Allah Ta'ala:

Artinya; 'Allah-lah Pencipta segala sesuatu.' (Q.S. Az Zumar: 62)”

Dalam alenia berikutnya Beliau melanjutkan keterangannya; “Allah Ta'ala adalah Al-Ilah yang memiliki sifat kesempurnaan. Maka ilmu-Nya, Kekuasaan-Nya, hidup-Nya, pendengaran-Nya, penglihatan-Nya, dan semua sifat-sifat-Nya termasuk dalam sebutan nama-Nya. Maka Dia, Allah Subhanahu, Dzat maupun Sifat-Nya adalah Pencipta (Al-Khaliq) dan selain Dia adalah makhluk. Dan telah difahami secara qath'iy bahwa ruh itu bukan Allah dan bukan pula salah satu dari sifat Allah melainkan salah satu dari ciptaan-Nya.” Adapun terkait dengan penisbatan (idhafah) ruh kepada Allah maka Beliau menjelaskan; “Perlu diketahui bahwa penisbatan kepada Allah ada dua macam;

Pertama: Penisbatan sifat yang menyatu dengan dzat Allah seperti ilmu, qudrah, kalam, sama', dan bashar. Maka penisbatan ini adalah penisbatan sifat kepada yang disifati (idhafatu shifah ila maushuf). Oleh karena itu ilmu, kalam, sama', dan bashar adalah sifat Allah. Demikian juga wajah dan tangan Allah.

Kedua: Penisbatan dzat yang terpisah (munfashilah) dari Allah seperti rumah, hamba, Rasul, dan ruh. Maka penisbatan rumah, hamba, rasul, dan ruh kepada Allah adalah penisbatan makhluk kepada Pencipta-Nya.”

3. Konsep Kitab Suci

Kitab suci penganut Sapto Darmo adalah yang diusahakan oleh Bopo Panuntun Gutama, yang tidak lain adalah pendirinya itu sendiri, Hardjosapuro. Menurut pandangan mereka, kitab ini berasal dari kumpulan 'wahyu' dari Tuhan yang memiliki sifat Pancasila Allah.

Bantahannya:

Kitab Suci penganut Sapto Darmo sebagaimana disebutkan di muka adalah yang diusahakan oleh Bopo Panuntun Gutama, yaitu Hardjosapuro. Menurut pandangan mereka, kitab suci mereka itu berasal dari 'wahyu' yang berasal dari Tuhan yang memiliki sifat Pancasila Allah. Itu berarti bahwa 'kitab suci' tersebut baru, lahir sekitar 40 tahun yang lalu.

Bagaimana kalau dikembalikan kepada ajaran Islam? Aqidah Islam mengajarkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah penutup kenabian dan kerasulan. Dan al-Qur'an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala; karena tidaklah kitab suci itu diturunkan melainkan melalui para Rasul; dan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah penutup para Nabi dan Rasul. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Ahzab [33] : 40)

Dengan meyakini 'kitab suci' yang dibikin sekitar 40 tahun itu berarti sama saja dengan mengingkari Muhammad sebagai penutup para Nabi dan Rasul. Itu berarti ajaran ini secara tidak langsung mengakui dan menetapkan adanya Nabi baru setelah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tentu ajaran seperti ini jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam.

4. Konsep tentang Alam

Konsep alam dalam pandangan Sapto Darmo adalah meliputi 3 alam:

*

Alam Wajar yaitu alam dunia sekarang ini.
*

Alam Abadi yaitu alam langgeng atau alam kasuwargan. Dalam terminologi Islam maknanya mendekati alam akhirat.
*

Alam Halus yaitu alam tempat roh-roh yang gentayangan (berkeliaran) karena tidak sanggup langsung menuju alam keswargaan. Roh-roh tersebut berasal dari manusia yang selama hidup di dunia banyak berdosa.

Bantahannya:

Aliran Sapto Darmo meyakini adanya alam halus yaitu alam tempat roh-roh yang gentayangan atau berkeliaran karena tidak sanggup langsung menuju alam keswargaan. Kata mereka, roh-roh tersebut berasal dari manusia yang selama hidup di dunia banyak berdosa.

Aqidah Islam tidak mengenal alam yang demikian itu. Setelah manusia meninggal dunia –bagaimanapun cara meninggalnya– maka selanjutnya ia berada dalam suatu alam yang disebut dengan alam kubur atau alam barzakh, sebagaimana dijelaskan oleh al-Allamah Ali bin Ali bin Muhammad bin Abil 'Izzi. “Ketahuilah, bahwa adzab kubur adalah adzab barzakh. Semua orang yang mati dalam keadaan membawa dosa berhak mendapat adzab sesuai dengan dosa yang dilakukannya, baik jasadnya dikuburkan, dimakan serigala, terbakar sehingga menjadi abu, melayang-layang di angkasa, disalib, atau tenggelam di lautan. Adzab kubur akan dirasakan oleh si mati dengan jasad dan ruh-nya, meski jasadnya tidak terkubur. Hal-hal ghaib yang berkaitan dengan bagaimana duduknya orang yang mati ketika di kubur, seperti apa tulang rusuknya, dan hal-hal yang semacamnya, maka wajib kita pahami (yakini) sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah; tidak boleh kita menambah-nambah ataupun menguranginya…”6

Terkait dengan alam, Ibnu Abil 'Izzi pada alenia berikutnya menjelaskan; “Kesimpulannya adalah bahwa alam itu ada tiga; alam dunia (dar ad-dunya), alam barzakh (dar al-barzakh), dan alam akhirat (dar al-qarar). Allah telah memberlakukan hukum-hukum tertentu bagi tiap-tiap alam tersebut, dan manusia (jasad maupun ruh) akan berjalan sesuai dengan hukum tersebut. Allah menjadikan hukum-hukum dunia berlaku bagi jasad dan ruh sesuai keadaannya di dunia. Demikian juga; Allah menjadikan hukum-hukum di alam barzakh berlaku bagi jasad dan ruh sesuai keadaannya di alam barzakh. Kemudian, tatkala datang hari dibangkitkannya semua jasad dan manusia dari kubur mereka, maka akan berlakulah hukum-hukum yang ada di sana; pemberian pahala dan siksa, juga kepada ruh dan jasad secara bersama-sama.” (ed)


Catatan Kaki:

1. ^Rahnip M., B.A., Aliran Kebatinan dan Kepercayaan dalam Sorotan, Pustaka Progressif, hal. 11.
2. ^Animisme adalah kepercayaan kepada ruh-ruh yang mendiami suatu benda (pohon, batu, sungai, gunung, dll), sedangkan dinamisme adalah kepercayaan bahwa sesuatu benda mempunyai tenaga atau kekuatan. (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1997).
3. ^Disarikan dari buku Rahnip M., BA., idem, hal. 73-112.
4. ^Syarah ath-Thahawiyah fi al-Aqidah as-Salafiyah, hal. 183-184, Darul-Fikr, 1408H./1988M.
5. ^Muslim hadits no. 9, at-Tirmidzi hadits no. 2535, Nasa-i hadits no. 4904, Abu Dawud hadits no. 4075, Ibnu Majah hadits no. 62, dan Ahmad hadits no. 179, 186, 346.
6. ^Syarah at-Thahawiyah fi al-Aqidah as-Salafiyah, ibid, hal. 264.
========================================================
BAGIAN II

5. Konsep Peribadatan

Konsep ibadah dalam Sapto Darmo tercermin pada ajaran mereka tentang “Sujud Dasar”. Sujud Dasar terdiri dari tiga kali sujud menghadap ke Timur. Sikap duduk dengan kepala ditundukkan sampai ke tanah, mengikuti gerak naik sperma yakni dari tulang tungging ke ubun-ubun melalui tulang belakang, kemudian turun kembali. Amalan seperti itu dilakukan sebanyak tiga kali. Dalam sehari semalam, pengikut Sapto Darmo diwajibkan melakukan Sujud Dasar sebanyak 1 kali, sedang selebihnya dinilai sebagai keutamaan.
Telaah:
Konsep peribadatan Sapto Darmo tercermin dalam ajaran 'Sujud Dasar' yang pengikutnya diwajibkan satu kali dalam sehari semalam. Dari konsep ini diketahui bahwa Sapto Darmo tidak semata-mata berupa ajaran moral atau etika, tetapi aliran ini disamping memiliki sistem aqidah; juga memiliki sistem ibadah tersendiri yang semuanya bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu tidak perlu kaget kalau mendengar penganut aliran ini menolak untuk melaksanakan shalat karena memang mereka mempunyai sistem ibadah (shalat) tersendiri. Pada hakikatnya, penolakan mereka terhadap shalat sudah cukup untuk menggolongkan mereka ke dalam barisan orang-orang di luar Islam (kafir).
Dalil-dalil tentang kafirnya orang yang menolak shalat dapat kita temui di banyak perkataan dan tulisan para ulama', diantaranya dijelaskan oleh Sayid Sabiq1 sebagai berikut; “Orang yang meninggalkan shalat karena menolak dan mengingkari akan kewajibannya berarti kufur dan keluar dari agama Islam menurut ijma' kaum muslimin.” Padahal, orang yang meninggalkan shalat, tetapi masih mengimani dan meyakini kewajibannya, karena malas, lalai atau alasan-alasan lain yang tidak syar'i, terdapat hadits-hadits yang menjelaskan akan perintah untuk membunuhnya (baik karena anggapan kekafirannya atau sebagai hukuman atas keengganannya melaksanakan kewajiban). Hadits-hadits yang menerangkan hal tersebut ialah:
Pertama, dari Jabir radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;
Artinya; “Pembatas seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Kedua, dari Buraidah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;
Artinya; “Sesungguhnya pengikat antara kami dan mereka adalah shalat; maka barangsiapa meninggalkan shalat berarti telah kafir.” (HR. Ahmad dan Ashabus-Sunan)
Ketiga, dari 'Abdullah bin Amru bin al-Ash radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa suatu hari ia berbicara tentang masalah shalat, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Artinya; “Barangsiapa memelihara shalat maka baginya cahaya, petunjuk, dan keselamatan di Hari Kiamat. Dan barangsiapa tidak memelihara shalat maka tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan di Hari Kiamat; dan kelak dia akan dikumpulkan dengan Qarun, Fir'aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, Thabrani, dan Ibnu Hibban; sanadnya jayyid)
Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata; “Orang yang tidak memelihara shalat – umumnya– dilalaikan oleh harta, kekuasaan, jabatan, atau bisnis. Barangsiapa yang lalai karena harta maka ia akan bersama dengan Qarun; barangsiapa yang lalai karena kekuasaan maka ia akan bersama dengan Fir'aun; barangsiapa yang lalai karena jabatan maka ia akan bersama dengan Haman; dan barangsiapa yang lalai karena bisnis maka ia akan bersama dengan Ubay bin Khalaf. …
Persoalan lain disamping menolak shalat adalah mereka juga memiliki sistem peribadatan tersendiri. Dengan memiliki sistem peribadatan tersendiri, mereka itu selain telah merampas hak Allah, juga terjerumus ke dalam perbuatan syirik, yaitu Syirik Uluhiyah. Mengenai hal itu, terdapat riwayat dari Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa Muadz bin Jabal berkata; “Aku membonceng Nabi mengendarai himar lalu Nabi bertanya kepadaku; 'Tahukah kamu apa hak Allah atas hamba dan hak hamba atas Allah ?' Saya jawab; 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.' Kemudian Rasulullah menjelaskan; 'Hak Allah atas hamba adalah mereka menyembah Allah dan tidak menyekutukan dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba atas Allah adalah bahwa Allah tidak akan mengadzabnya sepanjang ia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu…'2

6. Menyatu dengan Tuhan

Sebagai hasil dari amalan Sujud Dasar, mereka meyakini dapat menyatu dengan Tuhan dan dapat menerima wahyu tentang hal-hal ghaib. Mereka juga meyakini, orang yang sudah menyatu dengan Tuhan bisa memiliki kekuatan besar (dahsyat) yang disebut sebagai atom berjiwa, akal menjadi cerdas, dan dapat menyembuhkan atau mengobati penyakit.
Telaah:
Ajaran ini secara prinsip sama dengan ajaran hulul yang banyak dikembangkan oleh orang-orang rusak dari kalangan tasawuf seperti al-Hallaj. Bedanya, kalau kalangan tasawuf menganggap kondisi bersekutunya Tuhan dengan manusia merupakan buah dari dzikir yang mencapai klimaks, sedangkan menurut Sapto Darmo kondisi itu merupakan buah dari keberhasilan Sujud Dasar.

7. Hening

Hening adalah salah satu ajaran Sapto Darmo yang dilakukan dengan cara menenangkan semua fikiran seraya mengucapkan, Allah Hyang Maha Agung, Allah Hyang Maha Rahim, Allah Hyang Maha Adil. Orang yang berhasil dalam melakukan hening akan dapat melakukan hal-hal yang luar biasa, antara lain; (1) dapat melihat dan mengetahui keluarga yang tempatnya jauh, (2) dapat melihat arwah leluhur yang sudah meninggal, (3) dapat mendeteksi suatu perbuatan, jadi dikerjakan atau tidak, (4) dapat mengirim atau menerima telegram rasa, (5) dapat melihat tempat yang angker untuk dihilangkan keangkerannya, (6) dapat menerima wahyu atau berita ghaib.
Telaah:
Hasil dari ritual 'hening' seperti yang disebutkan di atas semuanya adalah takhayul dan khurafat, bahkan sebagiannya termasuk syirik. Dapat melihat keadaan keluarga yang jauh, mengirim telegram rasa, dan yang sejenisnya merupakan hal-hal yang tidak ada dasarnya baik dari dasar wahyu (dalil naqli) maupun dasar rasional (dalil aqli).
Kemudian, hasil 'hening' yang berupa kemampuan menerima wahyu dan dapat melihat arwah leluhur yang telah meninggal, tidak diragukan merupakan suatu bentuk khurafat dan kesyirikan. Termasuk hal yang sudah diketahui dengan pasti bahwa wahyu itu hanya diberikan oleh Allah kepada para Nabi dan Rasul, tidak diberikan kepada sembarang orang, dan tidak bisa diusahakan dengan amalan-amalan tertentu.

8. Racut

Racut adalah ajaran dan praktek dalam Sapto Darmo yang intinya adalah usaha untuk memisahkan rasa, fikiran, atau ruh dari jasad tubuhnya untuk menghadap Allah, kemudian setelah tujuan yang diinginkan selesai lalu kembali ke tubuh asalnya.
Caranya yaitu setelah melakukan sujud dasar, kemudian membungkukkan badan dan tidur membujur Timur-Barat dengan kepala di bagian timur, posisi tangan dalam keadaan bersedekap di atas dada (sedekap saluku tunggal) dan harus mengosongkan pikiran. Kondisi tubuh di mana akal dan fikirannya kosong sementara ruh berjalan-jalan itulah yang dituju dalam racut, atau disebut juga kondisi mati sajroning urip.
Telaah:
Ajaran racut sebagaimana diajarkan oleh Sapto Darmo tidak dikenal dalam Islam. Terpisahnya ruh dari jasad hanya ada pada saat manusia meninggal dunia. Karena persoalan ruh adalah persoalan ghaib, maka manusia tidak akan dapat mengetahuinya kecuali Allah dan orang-orang yang diberitahu oleh Allah lewat wahyu; itupun hanya sedikit. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;
Artinya; “Dan mereka bertanya tentang ruh3; katakanlah, 'Ruh itu urusan Tuhanku dan tidaklah kalian diberitahu akan hal itu kecuali hanya sedikit.'” (QS. al-Isra' : 85)
Sebagian dari mereka berdalih bahwa ajaran yang demikian ada dalam Islam dan didasarkan dari peristiwa mi'raj (naik) Nabi dalam peristiwa isra' mi'raj. Mereka beranggapan Nabi dalam mi'raj hanya ruh-nya saja, tidak disertai jasadnya.
Dalam hal ini Ahlus-Sunnah meyakini bahwa dalam peristiwa isra' mi'raj, Nabi melakukannya baik dengan ruh maupun jasadnya. Imam Thahawiy menjelaskan bahwa al-Mi'raj adalah hak, dan sungguh Nabi telah di-isra'-kan dan di-mi'raj-kan dengan jasadnya dalam keadaan sadar (terjaga) ke langit, kemudian ke tempat yang dikehendaki oleh Allah.”4
Dalam syarahnya, al-Allamah Abil Izziy mengatakan bahwa; “Kata al-mi'raj dari wazan mif 'alun berasal dari kata al-'uruj artinya alat untuk naik, yang berada di suatu tempat yang aman, akan tetapi tidak diketahui tentang bagaimananya, sedang hukumnya sama seperti hukum perkara-perkara ghaib yang lain dimana kita mengimani tanpa mempertanyakan bagaimananya.5 Terhadap pandangan yang mengatakan bahwa Nabi isra' dan mi'raj lewat mimpi atau hanya ruhnya saja, Beliau menjelaskan; “Dari hadits isra' diketahui bahwa Nabi melakukan isra' dan mi'raj dengan jasadnya dan dalam keadaan sadar (terjaga) dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsha dengan mengendarai Buraq6. Lalu naik ke Langit kesatu sampai ke Langit ketujuh, lalu naik ke Sidratul-Muntaha, kemudian naik lagi ke Baitul-Ma'mur. Kemudian naik menghadap Allah untuk menerima perintah shalat 50 waktu yang akhirnya menjadi shalat lima waktu.7
Ahlus-Sunnah juga meyakini bahwa peristiwa isra' mi'raj merupakan mukjizat dari Allah kepada Nabi Muhammad dengan tujuan untuk menunjukkan betapa dahsyatnya kebesaran Allah sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an:
Artinya; “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-Masjidil-Haram ke al-Masjidil-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. al-Isra' : 1)
Mukjizat itu hanya diberikan kepada para Nabi atau Rasul dan tidak diberikan kepada semua orang.

9. Simbol-Simbol

Ajaran Sapto Darmo juga banyak menggunakan simbol-simbol. Ada empat simbol pokok dalam Sapto Darmo, yaitu: (1) gambar segi empat, yang menggambarkan manusia seutuhnya, (2) warna dasar pada gambar segi empat, yaitu hijau muda yang melambangkan sinar cahaya Allah, (3) empat sabuk lingkaran dengan warna yang berbeda-beda, hitam melambangkan nafsu lauwamah, merah melambangkan nafsu ammarah, kuning melambangkan nafsu sauwiyah, dan putih melambangkan nafsu muthmainnah; (4) Vignette Semar (gambar arsir Semar) melambangkan budi luhur.
Genggaman tangan kiri melambangkan roh suci, pusaka semar melambangkan punya kekuatan sabda suci, dan kain kampuh berlipat lima (wiron limo) melambangkan taat pada Pancasila Allah.
Telaah:
Penggunaan simbol-simbol khususnya vignette Semar oleh Sapto Darmo menunjukkan bahwa ajaran ini bersumber dari ajaran Hindu. Jadi jelas bathil, dan mana ada istilah dan tokoh SEMAR dalam sejarah Islam ?! Mana pula ada para Rasul, sahabat Nabi atau tokoh Islam yang namanya Semar?? Tidak ada.
Seorang muslim sejati tidak dibenarkan mengambil ajaran agama lain sebagai pegangan walaupun sebagian. Hal demikian dilarang oleh Allah dan tertolak. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
Artinya; “Barangsiapa mencari selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima agama tersebut dan di akhirat nanti dia tergolong orang yang merugi.” (QS. Ali Imran : 85)

D. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesesatan/kekufuran ajaran Sapto Darmo sebagai berikut:
  1. Mereka meyakini adanya sesuatu –yang mereka anggap Tuhan– tetapi bukan Allah, walaupun mereka menggunakan sebutan Allah dalam Pancasila Allah.
  2. Mereka tidak beriman kepada Malaikat, para Rasul, Kitab-kitab, Hari Akhir, dan Takdir.
  3. Mereka memiliki 'kitab suci' sendiri dan tidak beriman kepada al-Qur'an.
  4. Mereka memiliki sistem peribadatan sendiri.
  5. Mereka tidak membedakan antara wahyu dengan bisikan syetan.
  6. Ajaran mereka banyak bersumber dari ajaran Hindu.
Anggapan masyarakat bahwa ajaran Kejawen Sapto Darmo merupakan sekte atau bagian dari Islam dengan memberikan label Islam Kejawen adalah anggapan yang sesat dan menyesatkan. Anggapan tersebut banyak didasarkan pada 'klaim politik' yang menyatakan bahwa agama penduduk Indonesia itu adalah 98 % Islam. Islam di sini maksudnya adalah selain Katholik, Protestan, Hindu dan Budha. Aliran Kebatinan yang tidak sedikit jumlahnya itu dalam sensus penduduk dan pembuatan KTP dimasukkan ke dalam Islam. Baru setelah ada TAP MPR yang memberikan legalitas adanya wadah resmi bagi penganut aliran kepercayaan, sebagian mereka keluar dari kelompok Islam, sehingga penduduk yang beragama Islam berkurang (tinggal 90%).
Kejawen Sapto Darmo adalah bukan ajaran Islam dan justru bertentangan dengan ajaran Islam. Akan lebih tepat dikatakan bahwa Kejawen Sapto Darmo termasuk salah satu sekte dari ajaran Hindu, persisnya Hindu Jawa.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Catatan Kaki:
  1. ^ Fiqih as-Sunnah oleh Syaikh Sayyid Sabiq, Jilid I, hal. 92-93, terbitan Dar al-Kitab al-'Arabi.
  2. ^ Fath al-Majid, Syarah Kitab at-Tauhid, oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu as-Syaikh, hal. 30, terbitan Darul-Fikr.
  3. ^ Yang mereka tanyakan adalah “asal, dzat dan hakekat ruh.” Lihat Zubdah at-Tafsir min Fath al-Qadir, oleh Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar, hal. 376.
  4. ^ Syarah Thahawiyah, idem, halaman 126.
  5. ^ Idem.
  6. ^ Buraq adalah kendaraan Nabi saat isra' yang kecepatannya seperti kilat dan tidak diketahui tentang bagaimananya. Orang yang suka klenik menggambarkan buraq itu semacam kuda berkepala wanita cantik jelita. Gambaran itu jelas salah dan bertujuan jahat untuk menghina Nabi seolah-olah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam suka berkendaraan seperti itu di waktu malam. Disamping itu, gambaran seperti itu terinspirasi dari cerita Hindu (pewayangan). Dikisahkan tatkala Resi Durna tidak mendapati kendaraan untuk menyeberang lautan, datanglah Bethari (perempuan) menyamar seekor kuda terbang lalu menawarkan jasa penyeberangan dengan imbalan “menaiki” selama perjalanan. Hasilnya hamil lalu lahirlah ksatria jahat yang sakti bernama Bambang Haswotomo. (Pen.)
  7. ^ Syarah Thahawiyah, idem, halaman 127-128.
sumber ahlusunnah.info

16 komentar:

  1. Tidak perlu bantah bantahan tentang keyakinan berke- TUHAN -an. Silakan pilih ikut ARAB atau ikut Indonesia . Ikut Nabi Muhammad atau ikut Nabi ADAM atau Nabi yang lain , silakan saja . Masing masing pribadi punya wadah sendiri- sendiri. SElain itu tidak mungkin semua umat manusia ikut Nabi Muhammad, sebab bisa bisa Nabi MUhammad kelelahan melayani permintaan syafaat dari umatnya yang jumlahnya milyaran. Akibatnya Nabi Muhammad tidak bisa istirahat karena umatnya Dzikir mernggek renggek minta sesuatu.

    BalasHapus
  2. Kalau penulis merasa paling ISLAM, maka harus memenuhi 5 unsur yaitu IMAN, SOLEH , LUHUR, AMANAT , MANJUR ( MUSTAJAB ). Kalau penulis sudah IMAN harus mau dan yakin mengucapkan KALIMAT TAUHID KEIMANAN yang berbunyi : SAYA BERIMAN ADA TUHAN YAITU ALLOH DI SURGA. Saya yakin penulis baru mengucapkan kalimat TAUHID kesaksian yang berbunyi : saya bersaksi tidak ada TUHAN selain ALLOH. Kalimat itu baru sebatas sebagai saksi dan belum menunjukkan keimanan . Kalimat kesaksian itu gampang sekali diucapkan setan. Setan berkata : saya bersaksi tidak ada TUHAN , sebab yang ada adalah setan itu sendiri. Setan berkata lagi : selain ALLOH ya bisa setan, bisa tuyul bisa jin IFRIT , ataupun bisa sundel bolong. Tolong kalau penulis itu bangsa Indonesia saya hartapkan belajar lagi bahasa Indonesia agar dialam kubur dan akerat nanti tidak dapusi setan karena nggak paham tentang suatu pernyataan. Jadi penulis jangan merasa paling benar dan paling baik kalau belum mengerti informasi terkini dari alam kubur dan alam gaib , apalagi belum mengerti hakekat dan makrifat. Bisa bisa menyesal dialam kubur dan akerat nanti. Terima kasih. Matur sembah Nuwun .Dari saya ketua maksar Indonesia : ttd , Karjanaga Nusantara.

    BalasHapus
  3. Kepada yth Bapak Dian Hadi Saputra , Agama yang diajarkan Nabi Muhammad itu MUSLIM . MUSLIM tidak sama dengan ISLAM . Kalau ISLAM itu universal . Nabinya bisa Nabi Muhammad, bisa Nabi ADAM, bisa Nabi Isa , DAUD , AYUB , MUSA dan lainnya. Dalil dalil yang Bapak gunakan juga dalil MUSLIM dan bukan dalil ISLAM. Kalau tidak percaya , tolong carikan dalil asli dari AL _ Quran ataupun hadist Nabi yang ada kata kata ISLAM , pasti tidak ada. Yang ada dan banyak adalah kata / bunyi MUSLIM. Saat ini sudah memasuki jaman Imam Mahdi, harusnya umat manusia sudah percaya pada informasi terkini dari alam gaib, bukan malah terpakau pada informasi jaman bahula. Sudah banyak peringatan dari ALLOH supaya umat manusia percaya pada IMAM MAHDI / SATRIO PININGIT . Tapi agaknya umat manusia belum percaya . Pada umumnya umat MUSLIM hanya terpaku pada sareat saja dan tidak mau belajar hakekat sehingga pola pikirya hanya keyakinan pada Al - Quran dan Hadist saja . Padahal ilmu ALLOH itu tidak hanya sebatas AL Quran dan Hadist. Ilmu ALLOH itu seluas jagad raya, baik mikro kosmos maupun makro kosmos, baik yang nyata maupun yang gaib . Umat MUSLIM itu baru berkiblat ke suatu benda atau bangunan ( kakbah ) yang katanya Baitulloh ( rumah ALLOH ). Inilah yang disebut kesalahan hakekat yang resikonya ( dosanya ) lebih besar dari pada kesalahan sareat. Sedangkan aliran Sapto Darmo sembahyang menghadap ke timur memang menyembah TUHAN di surga ( bukan dalam kakbah ) karena warga sapto darmo ingin masuk surga dan tidak ingin masuk kakbah. Siapakah sebetulnya yang selalu berada dalam kakbah ? A. ALLOH SWT, B. RUH- RUH LELUHUR BANGSA ARAB. Pilihlah dengan jujur karena kejujuran adalah bekal yang utama masuk surga. Matur sembah nuwun.

    BalasHapus
  4. Kalau bantah - bantahan itu harusnya bantah bantahan secara hakekat bukan bantah bantahan secara sareat. Karena sareat itu selalu berubah ubah mengikuti perkembangan jaman. Sedangkan hakekat itu stabil dan tetap dari Nabi ADAM sampai akhir jaman. Kalau debat berdasar sareat itu seperti debatnya anak TK yang pamer pakaiannnya bersih dan rapi tapi suka merenggek renggek pada orang tua . Lalu anak TK itu mengejek orang dewasa yang pakaiannya compang camping sedang bercocok tanam di sawah. Tapi anak itu menghirup oksigen yang dihasilkan tanaman petani itu.

    BalasHapus
  5. healah kok apik Yo nek debat

    BalasHapus
  6. Matur sembah nuwun dumateng ingkang kinurmatan Bp./ Ibu G ger G ingkang sampun maringi biji apik dumateng debat hakekat dan makrifat puniko . Mugi mugi Bapak sekeluarga tansah sehat selamat dunia akerat. Kabulkanlah ya ALLOH Tuhan - ku di surga. Atas nama ADAMMAKNA KOOPERATIF INDONESIA . TTD : KARJANAGA ( ADAMMAKNA = ADAM , DAUD, AYUB, MUSA, MUHAMMAD , AHMAD, KARJANAGA , NURCAHYO, ALBERT.

    BalasHapus
  7. Atagfirulloh al adzim. masa nabi atau ulama menyuruh membunuh pada orang ISLAM yang meninggalkan sholat. Jangan megartikan atau mamakna suatu kata itu berdasar makna yang tertulis saja . Harusnya ngerti makna yang terisrat, makna lambang, majna pra lambang dan juga makna implikasi dong. Perinyah untuk membunuh orang yang meninggalkan sholat itu bukan bagi orang ISLAM tapi khusus bagi orang MUSLIM yaitu pengikut Nabi Muhammad khususnya lagi yang tinggal di maksar ARAB. Tolong buka lagi Al- Quran dan hadist nabi , kata katanya berbunyi MUSLIM atau ISLAM . Kalau saya orang ISLAM apakah saya tidak boleh berkiblat atau menyembah TUHAN ALLOH di SURGA ? Saya memang ISLAM tapi bukan MUSLIM . Tolong bedakan ! Sama bama tepung saja itu ada bedanya , apakah tepung terigu atau tepung sagu atau tepung tapioka ataukah tepung beras. Jelas beda walaupun warnanya sama sama putih.

    BalasHapus
  8. Kebathinan bukanlah angan -angan. Kebathinan adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan ruhani dan sukma sejati ( NURILLAHI / cahaya ALLOH ). Dalam diri seseorang yang masih hidup itu mempunyai 5 unsur yaitu 1. raga, 2.jiwa, 3. nyawa , 4. ruhani, 5. NURILLAHI/ cahaya ALLOH / TUHAN ( sukma sejati ). Raga yaitu unsur materi yang berasal dari unsur tanah, air , api dan udara. Jiwa adalah sikap dan sifat hasil dari perpaduan dari genetika, pendidikan, lingkungan, hari kelahiran , dan lainnya. Nyawa adalah kemampuan jantung untuk memompa dan mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ruhani adalah wadah atau tempat bersemayamnya NURILLAHI ( sukma sejati ). NURILLAHI/ CAHAYA ALLOH / SUKMA SEJATI adalah seberkas cahaya ultra yang berasal dari ALLOH yang telah memasuki suatu jasad( manusia / hewan/ tumbuhan ). Sukma sejati ini ibaratnya sebutir mutiara milik ALLOH yang dititipkan / diberikan pada tiap makluk hidup. Jika sukma sejati ini tidak mau lagi menempati ruhani seseorang maka orang itu menjadi brutal , tidak terkendali , dan sering melakukan tidak kekerasan dan sering mendapat musibah ataupun penyakit. Jadi seseorang itu masih bisa hidup walau NURILLAHI -nya keluar dari jasadnya.Jadi kebathinan itu bukan angan angan , tapi kemampuan untuk komunikasi dengan NURILLAHI sendiri . Dalam kosakata internasional kebathinan itu disebut telehati ( kontak bathin ). Pada umumnya NURILLAHI beserta RUHANI itu bersemayam di qolbu ( hati / bathin ). Maka seseorang yang mampu berkomunikasi dengan NURILLAHI( SUKMA SEJATI maka orang itu dikatakan memiliki ilmu kebathinan . Hati ( bathin ini ibaratnya sebuah HP atau telepon seluler yang bisa memancarkan getaran- getaran gelombang elektromagnetik dan diubah menjadi energi suara hati yang bisa didengarkan oleh orang mampu telehati tadi. Maka orang yang berkemampuan telehati bisa mengerti infomasi gaib, baik informasi jaman dulu , masa kini atau masa yang akan datang. Sebetulnya Nabi Muhammad juga mempunyai kemampuan telehati yaitu diterapkan jika ada pengikutnya yang bertanya atau minta petunjuk. Banyak umat MUSLIM yang alergi dengan hal gaib. Katanya hal gaib itu identik dengan setan dan jin . Padahal tidak demikian . Gaib itu terdiri dari 1. Unsur ALLOH ( NURALLOH/ CAHAYA ALLOH)( pasti baik) 2. Malaikat(pasti baik ), 3. ruhani leluhur ( bisa baik bisa buruk ), 4. jin ( bisa baik bisa buruk ), 5 . setan / iblis ( pasti buruk ). Melihat komposisinya berarti yang baik = tiga perlima atau 60 persen dan yang buruk dua perlima atau 40 persen . Mengapa kita curiga pada alam gaib ? Padahal kita nanti juga akan menjadi makluk gaib ? Selain itu juga dalam AL- Quran juga disebutkan yang bunyinya , " Aladzinna yukminuna bil ghaibi...... ( artinya " Dan mereka ( yang bertaqwa ) adalah yang beriman pada yang ghaib... ). Mungkin Bapak DIAN HADI SAPUTRA hapal Al-Quran dan membaca surat YASIN berkali- kali tapi belum memahami dan menganalisa menurut beberapa makna berdasar akal, pikiran dan logika. Dasar pemikirannya cuma berdasar keyakinan dari gurunya -gurunya dan gurunya yang dulu.Demikian sedikit pembelaan dari kami yang tertuduh , bathil, sesat , sirik , musrik ataupun kafir . Matur Sebah Nuwun.TTD : Karjanaga.

    BalasHapus
  9. Benar tidaknya ataupun baik buruknya suatu agama ataupun aliran adalah tanggung jawab pemimpinnya atau NABINYA. Jika umat MUSLIM yang dipimpin Nabi MUHAMMAD merasa paling benar dan paling baik , ya silakan saja. Sebaliknya kami pengikut NABI ADAM yang bermaksar Indonesia juga berhak hidup di maksar sendiri ( Maksar INDONESIA ). Sebaliknya juga Nabi Muhammad , Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail juga sudah diberi hak sebuah maksar yaitu maksar ARAB. Sampai saat ini umat MUSLIM hanya terpaku pada kiblat KAKBAH di ARAB. Padahal kiblat umat beragama itu bertingkat -tingkat. Kiblat tingkat pertama adalah Tuhan ( yang disembah ) yang berada dalam suatu benda ( pohon, batu, keris dan lainnya ) atau bangunan ( KAKBAH , PUNDEN, PIRAMID,dan lainnya ).Pengikut kiblat ini pertama ini antara lain penganut animisme , dinamisme dan muslim. Kiblat tingkat yang kedua adalah TUHAN yang berada dalam inti bumi. Pengikut kiblat tingkat kedua ini adalah sebagian kecil aliran KEJAWEN. Kiblat tingkat yang ketiga adalah TUHAN dalam inti matahari ( pusat tata surya kita ). Pengikut kiblat tingkat yang ketiga ini contohmya penganut agama SINTO di Jepang. Kiblat tingkat yang keempat adalah TUHAN dalam BLACK HOLE / LUBANG HITAM ( PUSAT GALAKSI ). Pengikut kiblat tingkat yang keempat ini adalah penganut MAGICIAN. Kiblat tingkat yang kelima adalah TUHAN ( ALLOH )yang berada dalam surga / nirwana/ arsy/ sdrotul muntaha ( pusat jagad raya ). Pengikut TUHAN ALLOH dalam surga yaitu penganut agama ISLAM ( ADAMMAKNA ). Pengikut agama ISLAM ADAMMAKNA ini adalah siapapun orangnya dan apapun agamanya . Tanda tanda penganut agama ISLAM ADAMMAKNA adalah orang -orang yang sudah mengucapkan KALIMAT TAUHID KEIMANAN yang berbunya ," SAYA IMAN ADA TUHAN , YAITU ALLOH DI SURGA ". Kalau umat MUSLIM menganggap kiblat kakbah ARAB adalah kiblat yang paling benar dan paling baik , yaaa silahkan saja . Jika demikian maka dialam kubur dan akerat nanti hak pokoknya ya berupa masuk kakbah ( surga dalam KAKBAH ). Hal itu dapat dibaratkan seorang pemburu mengarahkan bedilnya pada seekor burung emprit, kalau dapa dan kena bidikannya itu ya burung emprit tadi dan bukan mendapat burung yang lain.

    BalasHapus
  10. Mempunyai kitab sendiri bukan berarti mengingkari Nabi MUHAMMAD sebagai Nabi atau rosul terakhir . Silakan punya terakhir nabi Muhammad, tapi kamipun punya nabi yaitu NABI ADAM yaitu kakek buyut kami. Sedangkan Nabi Muhammad mungkin saja bukan kakek buyut kami. Kitab apaun yang disusun di JAWA merupakan petunjuk dari Nabi ADAM melalui telehati atau kontak sukma . Nabi ADAM itu mempunyai wakil di setiap masa . Baik itu masa Nabi Ibrahim ataupun Nabi Muhammad. Orang orang yang dipilih Nabi ADAM sebagai wakilnya adalah keturunan JAWA. Alasannya adalah orang JAWA lah yang gemar olah bathin,olah rasa, olah ruhani dan olah sukma sejati dan olah spiritual. Beda dengan bangsa ARAB yang suka beribadah berbasis raga atau jasmani. Wakil Nabi ADAM di akhir jaman adalah SATRI PININGIT ( versi JAWA ), kalau versi ARAB disebut IMAM MAHDI. Maka kami warga maksar Indonesia juga berhak mempunyai sebuah kitab yang berupa petunjuk dari ALLOH di surga melalui Nabi ADAM, dan disampaikan secara telehati pada seseorang yang dipilih. Semua kitab ( buku ) aliran Kejawen itu sebetulnya berguna untuk mengatasi jaman kolo bendu ( jaman musibah )yang terjadi pada saat ini. Kalau ALLOH berkehendak memberi petunjuk pada bangsa Indonesia untuk mengatasi jaman musibah saat ini, mengapa umat MUSLIM (khusus lagi Bapak DIAN HADI SAPUTRA ) tidak membolehkan ? Apakah wewenang Bapak DIAN HADI S. melebihi wewenang ALLOH ? Memang agak sulit bagi kita untuk menjelaskan sesuatu yang bukan tingkatannya. Contoh , kita akan kesulitan jika menjelaskan operasi lima dikurangi sepuluh ( 5 - 10 ) pada anak kelas satu SD. Semoga tulisan saya ini bisa menambah wawasan hakekat sehingga bisa sehat selamat dunia akerat sehingga bisa selamat sampai tujuan /surga bukan KAKBAH ).

    BalasHapus
  11. Tentang sifat ALLOH, bagi pengikut SAPTO DARMO CUMA 5( PANCASILA ALLOH ) ITU BUKAN BERARTI SAPTO DARMO tidak mengakui sifat-sifat ALLOH yang lain, tapi yang wajib dimengerti dan diamalkan itu minimal 5 sifat pokok yang kira-kira kami bisa mengamalkannya. Prinsip kami memang tidak ambisi terhadap kuantitas , tapi kami mementingkan kualitas. jika kami cuma mengerti 5 sifat dan mampu mengamalkan dengan baik itu lebih baik hafal 99 asma ALLOH (asmaul husna)tapi cuma dihafal dan tidak dilaksanakan dengan baik. Contoh kejadian yaitu ada seorang guru agama MUSLIM juga kepala sekolah menjabat sebagai bendahara koperasi sebuah KPN ( koerasi pegawai negeri )tidak mengamalkan sifat ALLOH yaitu maha mmemberi . Kasusnya begini, ada seorang anggota KPN akan pinjam uang untuk beaya kenduri hari lebaran sebesar sejuta rupiah pada bendahara itu. Tapi oleh bendahara itu tidak dikasih ( diberi ) dengan alasan gaji pegawai itu sudah habis dipotong oleh bank. Padahal anggota KPN itu punya kekayaan di KPN itu sebesar tiga juta rupiah. Menurut Anda apakah guru agama MUSLIM itu mengamalkan sifat ALLOH yaitu maha memberi? Padahal GURU agama MUSLIM itu tiap hari membaca bismilahirohmannirohim 17 kali bahkan lebih. Tapi itu cuma dibaca dan dihafalkan bukan diamalkan. Beda lagi kalau Warga SAPTO DARMO cuma hafal 5 sifat tapi dihayati dan diamalkan. Kalau WARGA SAPTO DARMO itu sembahyang cuma sekali dalam sehari bukan berarti pahalanya sedikit, tapi bisa lebih besar daripada yang sholat 5 kali sehari. Begini penjelasannya, tingkatan beragama itu ada 3 yaitu sareat scorenya 1, hakekat scornya 2, dan makrifat itu scorenya 3. Kiblat itu juga bertingkat, yaitu kiblat benda atau bangunan / kakbah scorenya 1, kiblat inti bumi scornya 2, kiblat inti matahari scorenya 3, kiblat black hole ( pusat galaksi) scorenya 4, dan kiblat surga/nirwana/ arsy/sidrotul muntaha scorenya 5. Jika seorang SAPTO DARMO yang bertingkat makrifat dan berkiblat di surga ,maka dalam satu kali sembahyang dapat dihitung scorenya yaitu 1sembahyangx3(tingkat makrifat)x5(kiblat surga)= 15 score. Jika standart pahala 1 kali sembahyang ataupun sholat itu 10 ribu rupiah maka hasil akhirnya= 10.000x1x3x5=150.000 rupiah.Sekarang kita hitung seorang MUSLIM yang sholat 5 kali sehari,tapi tingkatnya sareat , dan kiblatnya KAKBAH ( TUHAN DALAM SUATU BANGUNAN)maka pahalanya =10.000x5(sholat)x1(sareat)x 1(biblat bangunan )=50.000 rupiah. Hal ini diibaratkan seorang pekerja mengandalkan tenaga ,menbanting tulang seharian dibawah terik matahari yang panas dan bekerja pada seorang kepala desa (kiblat kakbah )maka gajinya sebulan kira kira 30 x 60.000 rupiah =1.800.000 rupiah. Beda lagi kalau seorang yang cuma berbicara , menulis dan berdebat dengan ilmunya tapi bekerja pada pemerintah pusat/ kiblat surga ( misalnya anggota MPR ) maka penghasilannya sebulan bisa mencapai 500.000.000 rupiah. Itulah contoh hakekat umum yang bisa dibuktikan dengan contoh dalam fakta dalam kehidupan. Jadi janganlah cuma bangga dengan kuantitas , tapi harus diiringi juga dengan kualitas, sehingga tidak kecewa dialam kubur dan akerat nanti. Matur sembah nuwun.Atas nama ADAMMAKNA KOOPERATIF INDONESIA, TTD :KARJANAGA.

    BalasHapus
  12. Menurut QS. Al-Baqarah maupun QS AL -Fath , umat MUSLIM harus beriman pada ALLOH. Kalau tidak iman berarti kafir dan neraka jahanamlah tempatnya. Sekarang mari kita teliti dan instorspeksi diri . Bapak DIAN HADI SAPUTRA mengucapkan : " SAYA BERSAKSI TIDAK ADA TUHAN , SELAIN ALLOH". Apakah seorang saksi/ bersaksi itu sudah beriman ? Tentu belum ,karena baru bersaksi ( bukan pelaku utama ). TIDAK ADA TUHAN,berarti yang ada adalah HANTU. SELAIN ALLOH berarti bisa malaikat, bisa Nbah DANYANG/CIKAL BAKAL, BISA JIN DAN JAN / JUN, BISA SETAN ATAU IBLIS. Sekarang gantian , KARJANAGA mengucapkan , : SAYA IMAN ADA TUHAN, YAITU ALLOH DI SURGA / NIRWANA". Jelas to saya sudah iman pada TUHAN yaitu ALLOH di surga. Bagi orang yang berakal tentu tidak sulit untuk memahami penjelasan ini. Kalau begitu yang kafir itu siapa ? Apakah Bapak DIAN HADI SAPUTRA ataukah KARJANAGA ? Untuk itu saya mengharapkan dan tolong Pak DIAN HADI SAPUTRA menonton wayang kulit yaitu bagian adegan CAKIL melawan ARJUNA , bagaimana akhir peperangan antara CAKIL dan ARJUNA? Budaya wayang bukanlah sekedar cerita fiktif, tapi merupakan CAKRA MANGGILINGAN JAGAD RAYA ( PERPUTARAN RODA JAMAN ). Jaman ( gelombang ) pertama adalah masa RAMAYANA, Gelombang kedua adalah masa PANDAWA, masa yang ketiga adalah masa ADAMMAKNA. Saat ini sudah menginjak akhir jaman masa ADAMMAKNA, maka rahasia- rahasia jagad raya akan terbuka. Waktu kiamat nanti semua makluk hidup akan mati ( dipanen / di dos ) . Setelah itu masa yang keempat kelak ( menurut wangsit / proposal gaib ) akan diberi nama MASA KARJANAGA . Demikian pembelaan dari saya . Ttd : KARJANAGA.

    BalasHapus
  13. Silakan saja shalat 5 kali sehari atai 10kali sehari, silakan saja , karena halitu hak Pak DIAN HADI SAPUTRA. Menurut informasi gaib , shalat itu baru menyembah TUHAN dalam kakbah ( berkiblat ke kakbah ). Mari kita buka cakrawala kita , jangan hanya berkutat pada kakbah karena jagad raya ini tidak cuma sebesar kakbah. KAKBAH ( Ibarat kantor kepala desa ) dapat berdiri tegak karena berdiam dibumi dan juga karena ada gravitasi bumi. Bumi dapat berputar karena dalam inti bumi dzatulloh, sifatulloh dan energiAlloh (ibarat kantor kecamatan ). Dzatulloh, sifatulloh dan energiAlloh dalam inti bumi ini berasal dari induksi gravitasi matahari. Dalam inti matahari (ibaratnya kantor kabupaten )ini juga terdapat dzatulloh, sifatulloh dan energi Alloh. Dzatulloh, sifatulloh dan energiAlloh dalam inti matahari ini berasal dari induksi gravitasi pusat galaksi atau Balckhole /lubang hitam ( ibaratnya kantor gubernur ). Dalam inti backhole juga terdapat dzatulloh , sifatulloh dan energiAlloh yang berasal dari induksi pusat jagad raya / surga / nirwana / arsy/ sidrotul muntaha ( ibaratnya istana kepresidenan )yaitu tempat ALLOH SWT berada. Jadi kalau baru menyembah (sholat )pada TUHAN dalam kakbah (ibarat kepala desa dalam perspektif jagad raya ) janganlah menghina pada orang yang menyembah TUHAN ALLOH di surga ( ibarat presiden sejagad raya). Halitu dapat diibaratkan seorang pekerja pada kepala desa yang banting tulang sehari penuh diterik matahari dengan penghasilan sebulan 1.800.000 rupiah mengejek habis- habisan seorang yang tidak banting tulang tapi bekerja ( pada presiden ) dengan penghasilan sebulan 45.000.000 rupiah. Demikian sedikit pembelaan dari Saya. TTD : KARJANAGA.

    BalasHapus
  14. Kebathinan bukanlah hasil pikir dan angan - angan, tapi kebathinan adalah kemampuan bathin/hati/kalbu/qolbun seseorang untuk memancarkan dan menerima ( mendengar)suara hati yang berasal dari suara-suara nurulloh ( cahaya Alloh) . Dalam hati itu terdapat kalbu/ qolbun ( inti hati) . Dalam inti hati terdapat ruhani . Dan dalam ruhani itu terdapat sukma sejati( NURILLAHI/ cahaya ALLOH). Seseorang yang mampu kebathinan , maka orang itu mampu mendengarkan suara inti hati sendiri yang merupakan suara NURILLAHI dirinya sendiri. Jika seseorang tidak mampu membaca / mendengarkan suara hati sendiri (nurillahinya ) sendiri maka nurillahi orang itu tidak betah tinggal pada kalbu orang itu. Jika nurillahi atau sukma sejati orang itu meninggalkan hati/ kalbu orang itu maka orang itulah yang disebut kehilangan sukma sejati atau kehilangan nurillahi ( cahaya ALLOH ). Dampak dari kejadian itu maka orang itu mudah terserang penyakit, tidak ,jujur, iri, dengki, suka menuduh jelek pada orang lain, sombong, merasa paling benar dan sebagainya. Contoh kasus, banyak umat MUSLIM yang rajin shalat tapi tidak bisa mendengarkan suara hati sendiri ( tidak mampu kebathinan)maka NURILLAHI umat MUSLIM itu pergi meninggalkan hati atau kalbunya dan berkumpul rebutan masuk kakbah ARAB. Hal itu menyebabkan orang yang ditinggal NURILLAHI itu tidak mampu mendeteksi dan mengalahkan virus dan bakteri yang ada dalam dirinya sendiri. Hal itu menyebabkan banyak umat MUSLIM / ISLAM ARAB yang mudah kena musibah atau mudah terserang penyakit.Beda halnya dengan pengikut SAPTO DARMO yang mampu berkebathinan maka mampu mendengarkan dan mendeteksi serta mampu mengatasi penyakit serta mempunyai hakekat dan makrifat, sehinnga bisa sehat , selamat dunia akerat.Ibadah sholat sebetulnya juga menyuruh umat MUSLIM untuk mampu / memiliki kebathinan. Perintah itu dilambangkan dengan gerakan sholat waktu takbiraturihrom dilanjutkan dengan gerakan kedua tangan bersedekap di dada sebelah kanan.Makna gerakan takbiraturihram ( kedua telapak tangan di dekatkan pada kedua telinga dengan membaca ALLOHUAKBAR ( Alloh maha besar )adalah agar umat MUSLIM itu mampu mendengarkan informasi terkini dari alam ghaib supaya tidak ketinggalan jaman ). Kemudian dilanjutkan gerakan kedua telapak tangan bersedekap di dada sebelah kanan ( tempat hati atau kalbu berada ), maknanya adalah agar umat MUSLIM mampu mendengarkan suara NURILLAHINYA SENDIRI yang berada dalam BATHINNYA SENDIRI atau HATINYA SENDIRI atau QOLBUNNYA sendiri. Tapi apa kenyataannya ? Ternyata umat MUSLIM hanya mampu menghapalkan ayat -ayat AL-Quran tanpa tahu apa makna tersurat, apa makna tersirat, apa makna lambang,apa makna pra lambang, apa makna implikasi dan apa makna transisi. Umat MUSLIM hanya menuduh aliran KEBATHINAN SEBAGAI ALIRAN BATHIL , SESAT, SIRIK MUSRIK BAHKAN KAFIR. Demikian pembelaan diri dari kelompok KEBATHINAN/ ALIRAN KEJAWEN (BUKANKEARABAEN).TTD:KARJANAGA.

    BalasHapus
  15. Silakan punya Nabi dan rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad . Silakan saja, memang hal itu adalah hak pengikut maksar ARAB. Tapi kami pengikut/ penghuni Maksar Indonesia juga punya hak untuk punya wakil/ UTUSAN dari ALLOH SWT / TUHAN YANG MAHA ESA. Nabi dan rasul itu kosakata ARAB, ya silakan memaknai menurut sudut pandang maksar ARAB. Nabi dan rasul itu hak patent ARAB. Sedangkan UTUSAN TUHAN merupakan hak patent maksar INDONESIA , maka kami memaknainya ya menurut sudut pandang maksar INDONESIA. Nabi dan rasul itu berbeda dengan UTUSAN TUHAN. Kalau nabi dan rasul itu kata khusus , sedangkan UTUSAN TUHAN itu kata umum. Kalau Nabi dan rasul itu pasti disebut juga utusan TUHAN , tapi kalau utusan TUHAN itu tidak harus/ belum tentu Nabi dan rasul. Kalau nabi dan rasul itu hanya berfokus pada ilmu ke - TUHAN- an , tapi kalau utusan TUHAN itu bergerak di segala bidang ilmu. Sebelum agama MUHAMMAD sampai di Indonesia , kata - kata wahyu sudah dipakai di Indonesia / Nusantara. Contoh ;wahyu keprabon, tumuruning wahyu MAJAPAHIT dan wahyu -wahyu yang lain. Kata wahyu itu juga termasuk kata umum. Kata wahyu maknanya lebih luas dari pada kata KALAMMULLOH. Kalau KALAMULLOH itu pasti disebut wahyu, tapi kalau WAHYU ITU belum tentu KALAMULLOH. WAHYU maksudnya petunjuk -petunjuk gaib yang asalnya bisa dari TUHAN atau malaikat , atau sukma sejati atau yang lain yang berupa informasi untuk menyampaikan atau mengatasi suatu masalah.Kalau tidak percaya, saya mau tanya , dalam Al- Quran, surat apa dan ayat berapa , yang tulisan aslinya berbunyi " utusan TUHAN /ALLOH itu sudah berakhir ". Saya tebak, mungkin yang ada adalah berbunyi, " anbiya' nabiyil ". Iya kan ? Makna UTUSAN TUHAN / ALLOH ITU UMUM. Buktinya adalah pada hakekatnya itu tiap manusia yang berguna adalah UTUSAN TUHAN(ALLOH ). Contoh Bapak SBY dan Bapak Joko Widodo diutus ( diperintah ) untuk menjadi Presiden RI. Demikian juga dengan umat yang lain, ada yang diutus jadi guru , ada yang diutus jadi petani, nelayan dan lainnya. Saya harapkan umat MUSLIM umumnya dan Bapak DIAN HADI SAPUTRA belajar bahasa Indonesia yang lebih mendalam lagi, supaya dialam kubur dan akerat nanti diketawaain setan cilik- cilik. Kecuali kalau Pak DIAN HADI SAPUTRA dimakamkan di ARAB, mungkin PAK DIAN disanjung-sanjung dan disebut PAHLAWAN oleh RUH-RUH BANGSA ARAB.Demikian pembelaan dari saya. TTD : KARJANAGA

    BalasHapus
  16. Orang yang belum mengalami atau mendalami kEBATHINAN biasanya menuduh kelompok KEBATHINAN , dengan tuduhan bathil. sesat, sirik , musrik bahkan kafir. Tapi bagi orang yang sudah mengalami KEBATHINAN atau yang berwawasan hakekat dan makrifat tentu menghormati dan menghargai orang yang punya kelebihan atau kemampuan KEBATHINAN . Mengapa ? Karena NURILLAHI MANUSIA yang dititipkan ALLOH pada tiap makluk hidup itu bersemayam di hati atau kalbu atau BATHIN dan bukan bersemayam pada bibir atau mulut. Jika seseorang mampu berkomunikasi dengan NURILLAHI - nya sendiri, maka orang itu relatif sehat dan selamat dari pada orang yang tidak bisa berkomunikasi dengan NURILLAHINYA sendiri. Ibaratnya raga, jiwa, ruhani dan sukma kita itu sebuah pesawat, jika kita mampu berkomunikasi dengan sukma kita atau NURILLAHI dalam diri kita , maka kita akan mampi mendeteksi dan mengalahkan virus dan bakteri serta gangguan setan yang ada dalam diri kita. Aliran agama atau kepercayaan yang berbasis pada hati atau kalbu atau BATHIN disebut dengan aliran KEBATHINAN. Sebaliknya aliran agama atau kepercayaan yang berbasis pada mulut atau CANGKEM maka disebut aliran KEMULUTAN atau KECANGKEMAN.Contoh aliran KEMULUTAN yaitu orang yang mengaku paling ISLAM tapi mengebom dengan berteriak , ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ,DUOAR DUOAR.DUOR , LALU BOM ITU MEMBUNUH PULUHAN BAHKAN RATUSAN ORANG. Demikian sedikit pembelaan dari saya, KETUA MAKSAR INDONESIA ( BUKAN ARAB ) , TTD; KARJANAGA.

    BalasHapus